Rabu, 24 Juni 2015

Penerapan Best Practice pada Perencanaan

Hai pembaca blog yang setia.
Sekarang kami telah tahu apa itu ekowisata mangrove dan contoh-contohnya di Indonesia. Selanjutnya kami mulai berfikir seperti apakah kawasan ekowisata mangrove kami nantinya dengan didasari dari contoh yang kami dapat dari ketiga Best Practice yang kami pilih sebelumnya. Kami mulai berfikir atraksi apa saja yang ada di dalam kawasan ekowisata kami nantinya dan kami memilih atraksi berikut:
a.   Boardwalk
Hutan Mangrove yang sebagian wilayahnya merupakan dataran berlumpur dan basah maka digunakan boardwalk untuk penjelajahan hutan mangrove yang dibangun menggunakan bahan kayu yang disusun menyerupai jembatan panjang.
b.   Penginapan (Cottage)
Move Park direncanakan akan memiliki beberapa unit penginapan berupa cottage. Masing-masing cottage memiliki dua ruangan, yaitu ruang tidur dan kamar mandi dengan fasilitas penunjang di dalamnya. Konsep ini telah terimplikasikan pada Taman Wisata Alam Angke Kapuk Jakarta yang membangun beberapa unit pondok dengan tarif Rp600.000-Rp1.300.000 per malam.
c.   Wisata Air (Kapal Wisata, Banana Boat, Flying Fish, Kano, dll.)
Hutan mangrove cocok dilakukan penjelajahan hutan melalui jalur air dengan menggunakan kano atau perahu. Pengunjung dapat merasa lebih dekat dengan alam melalui jelajah hutan mangrove, melihat berbagai hewan liar, dan menikmati hutan mangrove. Disamping itu akan ada pengembangan jelajah pantai karena letak Move Park yang berdekatan dengan Pantai Ngebum. Hal tersebut dilakukan dengan mengembangkan beberapa atraksi pantai, seperti banana boat dan flying fish.

d.   Pusat Informasi
Salah satu unsur penting dari suatu kawasan wisata adalah pusat informasi. Pusat informasi Move Park akan menyediakan berbagai informasi mengenai Move Park, berbagai informasi mengenai hutan mangrove, fungsi-fungsi mangrove untuk lingkungan dan masyarakat, dan berbagai informasi untuk mengajak masyarakat peduli terhadap lingkungan.

e.   Pusat Budidaya Mangrove
Atraksi lain yang menarik untuk dikembangkan di Move Park adalah pembibitan mangrove. Pengunjung akan diajak melakukan penanaman secara langsung di hutan mangrove. Hal ini juga berguna untuk menumbuhkan rasa kepedulian terhadap lingkungan sekitar kepada para pengunjung.
f.    Pertokoan dan Tempat Makan
Move Park akan menyediakan pertokoan dan tempat makan untuk melayani para pengunjung dalam berbelanja berbagai produk hasil penduduk sekitar, hasil hutan mangrove, serta berbagai kuliner khas pesisir. Akan dilakukan pelarangan membawa makanan dari luar Move Park seperti yang dilakukan oleh Taman Wisata Angke Kapuk Jakarta untuk menghindari sampah dibuang sembarangan.
g.   Fasilitas Penunjang Lainnya (Musholla, Toilet, dan Pos Satpam)
Dibutuhkan adanya fasilitas penunjang, seperti musholla, toilet, dan pos satpam di Move Park. Diperlukan adanya usaha dalam pengelolaan fasilitas penunjang agar terawat dengan baik. Hal ini juga akan menjadi nilai tambah suatu pariwisata bila memberikan kepuasan kepada pengunjung.
a.    Ekowisata mangrove ini diarahkan menggunakan konsep Resilient City yang menjadi konsep messo kami. Dari keempat indikator yang sebelumnya telah dikemukakan, kami hanya menggunakan 3 yaitu
b.  Leadership and Strategy yang menggunakannya dalam koordinasi antar pemegang kebijakan/ stakeholder
c.   Infrastructure and Environment yang menggunakannya untuk pengembangan sarana dan prasarana penunjang pariwisata, restoran dan pertokoan yang akan menunjang perekonomian warga, kantor informasi pariwisata bagi pengunjung, cottage, wisata air dan wahana bermain, rekreasi dan budidaya mangrove, jalur jelajah mangrove, museum mangrove, dan berbagai sirkulasi lainnya.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar