Hai pembaca blog yang setia.
Sekarang kami telah tahu apa itu
ekowisata mangrove dan contoh-contohnya di Indonesia. Selanjutnya kami mulai
berfikir seperti apakah kawasan ekowisata mangrove kami nantinya dengan
didasari dari contoh yang kami dapat dari ketiga Best Practice yang kami pilih sebelumnya. Kami mulai berfikir
atraksi apa saja yang ada di dalam kawasan ekowisata kami nantinya dan kami
memilih atraksi berikut:
a.
Boardwalk
Hutan Mangrove yang sebagian
wilayahnya merupakan dataran berlumpur dan basah maka digunakan boardwalk untuk penjelajahan hutan
mangrove yang dibangun menggunakan bahan kayu yang disusun menyerupai jembatan
panjang.
b.
Penginapan
(Cottage)
Move Park direncanakan akan memiliki
beberapa unit penginapan berupa cottage.
Masing-masing cottage memiliki dua
ruangan, yaitu ruang tidur dan kamar mandi dengan fasilitas penunjang di
dalamnya. Konsep ini telah terimplikasikan pada Taman Wisata Alam Angke Kapuk
Jakarta yang membangun beberapa unit pondok dengan tarif Rp600.000-Rp1.300.000
per malam.
c.
Wisata
Air (Kapal Wisata, Banana Boat, Flying
Fish, Kano, dll.)
Hutan mangrove cocok dilakukan
penjelajahan hutan melalui jalur air dengan menggunakan kano atau perahu.
Pengunjung dapat merasa lebih dekat dengan alam melalui jelajah hutan mangrove,
melihat berbagai hewan liar, dan menikmati hutan mangrove. Disamping itu akan
ada pengembangan jelajah pantai karena letak Move Park yang berdekatan dengan
Pantai Ngebum. Hal tersebut dilakukan dengan mengembangkan beberapa atraksi
pantai, seperti banana boat dan flying fish.
d.
Pusat
Informasi
Salah satu unsur penting dari suatu
kawasan wisata adalah pusat informasi. Pusat informasi Move Park akan
menyediakan berbagai informasi mengenai Move Park, berbagai informasi mengenai
hutan mangrove, fungsi-fungsi mangrove untuk lingkungan dan masyarakat, dan
berbagai informasi untuk mengajak masyarakat peduli terhadap lingkungan.
e.
Pusat
Budidaya Mangrove
Atraksi lain yang menarik untuk
dikembangkan di Move Park adalah pembibitan mangrove. Pengunjung akan diajak
melakukan penanaman secara langsung di hutan mangrove. Hal ini juga berguna
untuk menumbuhkan rasa kepedulian terhadap lingkungan sekitar kepada para
pengunjung.
f.
Pertokoan
dan Tempat Makan
Move Park akan menyediakan pertokoan
dan tempat makan untuk melayani para pengunjung dalam berbelanja berbagai
produk hasil penduduk sekitar, hasil hutan mangrove, serta berbagai kuliner
khas pesisir. Akan dilakukan pelarangan membawa makanan dari luar Move Park
seperti yang dilakukan oleh Taman Wisata Angke Kapuk Jakarta untuk menghindari
sampah dibuang sembarangan.
g.
Fasilitas
Penunjang Lainnya (Musholla, Toilet, dan Pos Satpam)
Dibutuhkan adanya fasilitas penunjang,
seperti musholla, toilet, dan pos satpam di Move Park. Diperlukan adanya usaha
dalam pengelolaan fasilitas penunjang agar terawat dengan baik. Hal ini juga
akan menjadi nilai tambah suatu pariwisata bila memberikan kepuasan kepada
pengunjung.
a.
Ekowisata
mangrove ini diarahkan menggunakan konsep Resilient
City yang menjadi konsep messo kami. Dari keempat indikator yang sebelumnya
telah dikemukakan, kami hanya menggunakan 3 yaitu
b. Leadership and Strategy yang menggunakannya dalam
koordinasi antar pemegang kebijakan/ stakeholder;
c. Infrastructure
and Environment yang
menggunakannya untuk pengembangan sarana dan prasarana penunjang pariwisata,
restoran dan pertokoan yang akan menunjang perekonomian warga, kantor informasi
pariwisata bagi pengunjung, cottage, wisata air dan wahana bermain, rekreasi
dan budidaya mangrove, jalur jelajah mangrove, museum mangrove, dan berbagai
sirkulasi lainnya.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar