Hai pembaca blog,
Kami pun telah mulai mengetahui
sedikit demi sedikit mengenai apa ekowisata mangrove itu. Lalu kami pun mulai
mencari-cari Best Practice atau
contoh yang tepat untuk mengembangkan ekowisata di Desa Morerejo, Kecamatan
Kaliwungu. Setelah kami membaca banyak literatur kami pun menemukan beberapa
yaitu Suaka Margasatwa Muara Angke dan Taman Wisata Alam Angke Kapuk Jakarta,
Hutan Mangrove Wonorejo Surabaya, dan Taman Hutan Raya Ngurah Rai Bali.
1.
Suaka
Margasatwa Muara Angke dan Taman Wisata Alam Angke Kapuk Jakarta.
Suaka Margasatwa Muara Angke
memiliki 30 jenis tumbuhan yang terdiri dari jenis mangrove, api-api, ketapang,
gelagah, enceng gondok, dll. Selain itu terdapat juga jenis pohon hasil
reboisasi, seperti asam jawa, bintaro, nyamplung, tanjang, dan waru laut.
Sedangkan satwa yang tinggal terdiri dari 91 jenis burung, monyet ekor panjang,
berang-berang cakar kecil, biawak air, buaya muara, dan beberapa jenis ular.
Selain untuk melindungi tumbuhan dan hewan, kawasan ini dijadikan pusat
pendidikan konservasi lahan basah dan ekowisata. Suaka Margasatwa Muara Angke
memiliki boardwalk sepanjang 843
meter dan asilitas lainnya seperti kantor, pusat informasi, pos jaga, dan shelter. Sedangkan, Taman Wisata Alam
Angke Kapuk memiliki berbagai fasilitas rekreasi dengan tarif masuk sebesar
Rp25.000/pengunjung. Pengunjung dapat rekreasi, menikmati wisata air,
pemotretan, penelitian, menginap di pondok wisata, dan menanam mangrove. Untuk
menyusuri hutan mangrove dapat menggunakan jalur air dengan menaiki perahu
berkapasitas 6-8 orang, kano, dan perahu dayung. Melalui jalur air pengunjung
dapat memasuki sela-sela akar pohon mangrove dan melihat biawak, burung bangau,
dan hewan lainnya. Selain itu, pengunjung diperbolehkan untuk menanam mangrove
di area pembibitan dengan biaya Rp150.000.
2.
Hutan
Mangrove Wonorejo Surabaya
Terletak di kawasan Pantai
Timur Surabaya dan tidak jauh dari Jembatan Suramadu. Terdapat 202 jenis
tanaman dan puluhan spesies burung. Pengunjung harus menggunakan kapal atau speedboat dari dermaga untuk menuju ke
hutan mangrove. Kapal yang disediakan berkapasitas 35-60 orang dengan tarif
Rp25.000 untuk dewasa dan Rp15.000 untuk anak-anak. Sedangkan untuk speedboat dikenakan biaya Rp300.000/6
penumpang untuk sekali jalan. Pengunjung akan dibawa menyusuri sungai dan
menikmati rindangnya pepohonan, burung-burung, dan hewan liar di pinggir
sungai. Terdapat dua gazebo yang dibangun oleh salah satu BUMN dan Polisi setempat.
Hutan Mangrove Wonorejo memiliki berbagai fasilitas diantaranya restoran, toko
batik mangrove, menara pantau, musholla, dan toilet.
3.
Taman
Hutan Raya Ngurah Rai Bali
Taman ini berlokasi di
Kecamatan Kuta dan Kecamatan Denpasar dengan luas 1.373,50 Ha. Vegetasi yang
berkembang di taman ini antara lain adalah jeruju, api-api, tancang, lindus,
akar tuba, teruntum, nipah, mangrove putih, mangrove, dan nyirih. Sedangkan
fauna yang hidup terdiri dari 7 jenis burung, penyu hijau, penyu sisik, teripang,
dan hewan lainnya. Pengunjung dapat melakukan wisata alam yang meliputi lintas
alam, berkemah, atraksi wisata bahari, dll. Berdasarkan Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan, fasilitas yang dapat ditemui yaitu jalan setapak dan pos
jaga. Pengunjung akan dikenakan biaya Rp5.000. Taman Hutan Raya Ngurah Rai
memiliki Mangrove Information Center (MIC) untuk menginformasikan segala hal
yang terkait dengan mangrove dan pelestariannya, disamping itu juga terdapat
area pembibitan mangrove seluas 7.700 m2. Fasilitas lainnya yang
dapat ditemui adalah jembatan kayu, pondok peristirahatan, dan geladak
terapung. Di geladak terapung pengunjung dapat menyewa kano untuk mengelilingi
hutan mangrove. Taman Hutan Raya Ngurah Rai Bali memiliki restoran yang
menjajakan kuliner khas, seperti kepiting dan jus bakau.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar